Wednesday, December 21, 2011

Syair Putri Akal


Malam ini saya membongkar semua file yang ada di hard disk saya dan menemukan sejumlah makalah sewaktu saya kuliah. Saya pernah mengambil mata kuliah Tradisi Sastra Nusantara tahun 2009 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI. Ketika mendapat naskah kuno dan harus mengkajinya, saya mengalami sulitnya menemukan referensi dari internet. Karena pernah mengalami rasanya menjadi mahasiswa yang ketergantungan dengan sumber referensi internet, saya ingin membagi sedikit pemikirin saya tentang Syair Putri Akal yang saya tulis dalam makalah saya. 

            Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Struktur bentuknya mempunyai aturan tertentu dengan rima tertentu pula, yaitu terdiri dari empat baris, setiap baris berisi empat kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari sembilan sampai dua belas suku kata.
            Syair Putri Akal merupakan sebuah naskah kuno yang diperkirakan berasal dari daerah Riau yang lebih dikenal sebagai pusat kebudayaan Melayu. Esensi dari Syair Putri Akal mengandung ajaran moral yang baik dan dipakai sebagai contoh untuk studi penelitian yang saat ini sedang menjadi pusat perhatian dunia, yaitu studi kajian wanita.


Ringkasan Cerita 

Di sebuah negeri bernama Belantadura hiduplah seorang putri cantik jelita dan cerdik bernama Putri Akal. Usianya baru empat belas tahun. Akan tetapi kecantikannya terdengar sampai ke seluruh penjuru Negeri. Raja Muda Damsik mendengar kabar tersebut. Raja Muda tertarik dan hendak melamar Putri Akal. Setelah ia mendapat izin dari kedua orang tuanya, ia pun berlayar menuju Belantadura dan langsung menghadap Baginda Sultan Bijakbestari untuk melamar Putri Akal. Karena belum ingin menikah, Putri Akal menolak pinangan Raja Muda.
            Raja Muda merasa sedih dan kecewa. Kemudian dia menghibur diri dengan bermain-main bersama patung boneka emas miliknya yang sangat indah dan pandai menari. Putri Akal tidak sengaja melihat boneka emas Raja Muda tersebut. Dia sangat menginginkan boneka itu. Lalu Putri Akal pergi menemui ayahnya dan mengatakan bahwa ia bersedia menjadi istri Raja Muda Damsik. Namun Baginda Raja menolak keinginan putrinya itu. Akhirnya Putri Akal mencari akal agar dapat memiliki boneka tersebut.
            Putri Akal menyuruh Dayang Puspa Candra untuk menyamar sebagai dirinya dan merayu Raja Muda Damsik supaya memberikan boneka emas untuk Putri Akal. Raja Muda berjanji akan memberikan boneka tersebut jika Putri Akal datang lagi keesokan harinya. Malam harinya, Putri Akal menyuruh dayangnya untuk kembali ke persinggahan Raja Muda.
            Putri Akal berhasil mendapatkan boneka emas. Akan tetapi Raja Muda tahu bahwa dia sedang diperdaya oleh Putri Akal. Ia pun melamar Putri Akal kembali dan pinangannya diterima. Raja Muda akhirnya menikah dengan Putri Akal. Sebulan setelah pernikahan, Raja Muda memutuskan untuk membawa Putri Akal ke kerajaannya. Putri Akal sangat mencintai suaminya. Namun sebaliknya, Raja Muda hanya berpura-pura mencintai Putri Akal dan dalam hatinya sangat membenci Putri Akal.
            Di tengah perjalanan, secara tiba-tiba Raja Muda menghardik istrinya dan mengatakan tidak sudi lagi kepada Putri Akal. Kemudian ia menyerahkan Putri Akal kepada Lamat, budak Raja Muda Damsik, untuk dijadikan istri.
            Sesampainya di Negeri Damsik, Raja Muda menikahi Putri Datuk Bendahara. Sedangkan Lamat dan Putri Akal diberi tempat tinggal di bawah istana. Raja Muda menyuruh Lamat untuk tidak segan-segan menggauli Putri Akal. Akan tetapi Putri Akal selalu berhasil melepaskan diri untuk tidak tidur dengan Lamat. Suatu hari Putri Akal telah kehabisan akal untuk menghindari ajakan Lamat. Akhirnya dia membuat perjanjian dengan Putri Bendahara untuk bertukar kamar dengannya setiap malam. Putri Bendahara setuju dan dia mendapatkan boneka emas milik Putri Akal.
            Sesuai perjanjian, Putri Akal dan Putri Bendahara bertukar tempat setiap malam. Raja Muda tidak pernah menyadari hal itu. Sebaliknya, Lamat mengetahui tindakan kedua putri itu namun dia pura-pura tidak mengetahuinya. Beberapa lama kemudian, kedua putri itu melahirkan. Putri Akal melahirkan seorang anak lelaki yang wajahnya mirip Raja Muda. Sedangkan anak lelaki Putri Bendahara wajahnya sangat mirip dengan Lamat.
            Suatu hari, ketika Raja Muda sedang bermain-main dengan anak Putri Bendahara, datanglah putra Putri Akal ke istana. Tiba-tiba putra Putri Bendahara berkata bahwa dia sebenarnya adalah anak Lamat dan anak Lamat yang saat itu adalah putra Raja Muda. Raja Muda tidak percaya. Putri Bendahara sampai bersumpah dan memanggil Putri Akal.
            Setelah mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, Raja Muda sangat marah. Ia mengusir Lamat dan Putri Bendahara dari Istana beserta putranya. Kemudian Raja Muda mengajak anak kandungnya dan Putri Akal untuk tinggal di istana. Namun Putri Akal menolak sinis. Raja Muda pun meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah dia lakukan terhadap Putri Akal. Setelah itu, Putri Akal dan Raja Muda hidup bahagia sepanjang sisa hidup mereka.

Isu gender sudah ada jauh sebelum pergerakan perempuan menyuarakan kesetaraannya. Hanya saja sedikit dari perempuan yang hidup di masa lampau belum mau menyadari ketidakadilan yang diterima dari lawan gendernya. Namun, beberapa dari kisah mereka biasanya diceritakan dalam bentuk sastra, salah satunya syair Putri Akal ini. Sangat menarik membahas isu gender yang terdapat dalam naskah syair ini karena tersurat dengan jelas dan kental akan ketidak setaraan perempuan di masa lampau yang masih istanasentris.

NOTE: Ini adalah hasil pemikiran orisinal Happy Indah Nurlita Goeritman, M. Adi Nugroho, Nastasia Novita, Nerissa Rachmania, Nurul Fitriany, dan Nurul Handayani yang merupakan kekayaan intelektual penulis dan tim pemikir. Mahasiswa atau Pelajar yang meng-copy-paste tulisan ini akan bertanggung jawab kepada moral diri sendiri. (shame on you, copy-paster!)

No comments:

Post a Comment

Let me know what you think about it? Feel free to write comment :)